Jumat, 24 Februari 2017

BAGIAN TANAMAN OBAT YANG MENGANDUNG ZAT BERKHASIAT

Hampir semua bagian tanaman memiliki kandungan zat berkhasiat. Tetapi tentunya kadar serta jenis zat tersebut berbeda-beda antara bagian tanaman bahkan antar tanaman. Berikut beberapa istilah dari anatomi tumbuhan yang mengandung zat berkasiat.
Kormus (tubuh tanaman) umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
  1. radix (akar),
  2. caulis (batang) dan
  3. folium (daun).
Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan
  • gema (kuncup),
  • flos (bunga),
  • fructus (buah),
  • semen (biji),
  • tubera (umbi),
  • rhizoma (akar tinggal),
  • bulbus (umbi lapis).
  • Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas),
  • herba (bagian tanaman lunak di atas tanah),
  • pulpa (daging buah),
  • kayu (lignum).

BUDIDAYA TANAMAN OBAT

Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu.
            Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
            Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.
           Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
Pengelolaan Tanah
 Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.
Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik, kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :
  1. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik.
  2. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).
  3. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil, misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).
  4. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)
  5. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti Cabe (Capsicum annuum ).

Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain :
  1. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
  2. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
  3. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
  4. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan   naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba). Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain: memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
  5. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.
Pemeliharaan Tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik dan kimia, seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau (Nicotiana tobacum). Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah:
  1. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan sementara.
  2. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
  3. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah tempat tumbuh.
  4. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
  5. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban tanah dapat tetap sesuai, dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe (Zingiber officinale) pemberian mulsa   jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35% .
  6. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.
  7. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing (Orthosiphon stamineus).
  8. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar Pule pandak (Rauwolfia serpentina).
 Pemungutan Hasil (Panen)
Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelembak (Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim panas. Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan yang diinginkan.
Beberapa penentuan (pedoman) saat panen:
  1. Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya. Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
  2. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius).
  3. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh     (Eugenia caryophyllata).
  4. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.
  5. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
  6. Kulit diambil sewaktu bertunas

BENTUK TANAMAN OBAT

Tanaman Obat Jenis Pohon
Pohon adalah tumbuhan yang mempunyai batang dan cabang terbentuk dari kayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak. Batang merupakan bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama antara bagian akar, sebagai pengumpul air dan mineral, dan bagian tajuk pohon (canopy), sebagai pusat pengolahan masukan energi (produksi gula dan bereproduksi). Cabang adalah juga batang, tetapi berukuran lebih kecil dari berfungsi memperluas ruang bagi pertumbuhan daun sehingga mendapat lebih banyak cahaya matahari dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang diliputi dengan kulit yang melindungi batang dari kerusakan.
Pohon mempunyai daun yang berwarna hijau berfungsi sebagai tempat untuk memasak makanannya sendiri. Tumbuhan yang mempunyai daun berwarna hijau sering disebut dengan “autotrof” atau menyediakan makanannya sendiri dengan proses fotosintesis.
Di dalam hutan pohon tumbuh dengan berbagai macam dan bentuk, dapat diklasifikasikan sesuai ukuran atau bentuk dari pohon tersebut. Pohon-pohon yang tumbuh dengan kerapatan tertentu mempunyai tajuk yang menyatu dikenal dengan nama “kanopi”.
Tanaman obat jenis pohon antara lain pohon cacao, pohon jambu, pohon pinus dan lain-lain.
Tanaman Obat Jenis Semak atau Perdu
Semak adalah tumbuhan berumpun dengan batang pendek, merayap, tinggi beberapa cm sampai kurang lebih 1,5 m (Yatim, 1999). Menurut Bromer dan Zar dalam Suhaptini (2004), semak belukar adalah tumbuhan dengan tinggi 3-4 m atau di bawah 5 m. Sedangkan menurut Krebs (1978), semak merupakan tumbuhan kecil, berkayu, kebayakan tinggi di bawah 3 m. Tjtrosoepomo (2003), semak merupakan tumbuhan yang tidak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau di dalam tanah. Sedangkan menurut Michael (1994), semak merupakan tumbuhan yang memiliki cabang dan umumnya kurang dari 8 meter tingginya.
Tumbuhan perdu adalah tumbuhan yang umumnya berakar tunggang, berbatang kayu, hidup bergerombol lebih dari satu pohon, cabang, ranting dan daunnya tumbuh bergerombol. Contoh : mawar, melati dan kumis kucing.
Tanaman obat jenis perdu atau pohon kecil antara lain pohon binasa, daun asam, daun duduk, daun encok, daun wungu, delima, ganda pura, gigil, jarak kosta, jeruk kingkit, kamaitan, kecubung kasihan, kembang sari cina, ketepeng, ketepeng kecil, ki tolod, landep, lagetan, legundi, lidah ayam, mindi kecil, patah tulang, pulutan, sambiloto, sari gading, senggugu, sida guri.
Tanaman Obat Jenis Liana
Tumbuhan liana adalah tumbuhan yang tumbuh memanjat tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya matahari, tetapi akarnya tetap berada di dalam tanah sebagai sarana untuk mendapatkan makanan. Tanaman obat jenis liana contohnya: rotan, anggur, monkey ladder.
Tanaman Obat Jenis Epifit
Tumbuhan epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya. Namanya dibentuk dari bahasa Yunani: epi-, permukaan atau tutup, dan phyton, tumbuhan atau pohon.
Berbeda dengan parasit, epifit dapat sepenuhnya mandiri, lepas dari tanah sebagai penyangga dan penyedia hara bagi kehidupannya, maupun dari hara yang disediakan tumbuhan lain. Air diperoleh dari hujan, embun, atau uap air. Hara mineral diperoleh dari debu atau hasil dekomposisi batang serta sisa-sisa bagian tumbuhan lain yang terurai. Meskipun tidak “mencuri” hara dari tumbuhan yang ditumpanginya, epifit dapat menjadi pesaing terhadap ketersediaan cahaya. Akar epifit kadang-kadang juga menutupi dan menembus batang pohon yang ditumpangi sehingga merusak keseimbangan fisiologi tumbuhan inangnya. Tanaman obat jenis epifit contohnya epifit yang populer adalah berbagai macam anggrek, nanas-nanasan (bromeliad), serta paku-pakuan.

Tanaman Obat Jenis Umbi-umbian
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah. Tanaman obat jenis umbi-umbian antara lain bawang putih, bengle, bidara upas, dringo, gadung, jahe, kencur, kunci, kunyit, lengkuas, lampuyang wangi, tals, temu giring, temu hitam dan temu lawak.
Umbi merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar.Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat.Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.
Umbi-umbian dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu umbi akar dan umbi batang, sebenarnya keduanya merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan makanan cadangan. Yang termasuk umbi akar misalnya ubi kayu dan bengkuang, sedangkan umbi batang misalnya ubi jalar, kentang dan gadung.

MANFAAT DAN ZAT BERKHASIAT

Tanaman memiliki bebeapa zat berkhasiat dengan berbagai manfaat. Berikt beberapa zat berkhasiat dari suatu tanaman, antara lain:
Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin.
Saponin diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : saponin steroid dan saponin triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Tipe saponin ini memiliki efek anti jamur. Pada binatang menunjukkan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid diekskresikan setelah konjugasi dengan asam glukoronida dan digunakan sebagai bahan baku pada proses biosintesis dari obat kortikosteroid.
Contoh senyawa saponin steroid diantaranya adalah : Asparagosides (Asparagus officinalis), Avenocosides (Avena sativa), Disogenin (Dioscorea floribunda dan Trigonella foenum graceum).
Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan amyirine. Contoh senyawa triterpen steroid adalah: Asiaticoside (Centella asiatica), Bacoside (Bacopa monneira), Cyclamin (Cyclamen persicum).
Asam silikat
sam silikat adalah istilah umum untuk N-atau O-menggantikan neuraminic turunan asam, monosakarida dengan tulang punggung sembilan-karbon. Ia juga merupakan nama yang paling umum untuk anggota grup ini, Asam N-acetylneuraminic (Neu5Ac atau NANA). Asam Silikat terdapat banyak didistribusikan dalam jaringan hewan dan jumlah yang lebih sedikit pada spesies lain mulai dari tanaman dan jamur untuk ragi dan bakteri, terutama di glikoprotein dan gangliosides. Gugus amino umumnya beruang baik glycolyl sebuah asetil atau kelompok tapi modifikasi lain telah dideskripsikan. Substituen hidroksil dapat sangat bervariasi: asetil, lactyl, metil, sulfat, dan gugus fosfat telah ditemukan. Istilah “Asam Silikat” (dari bahasa Yunani σίαλον (sialon) ‘air liur’) pertama kali diperkenalkan oleh biokimiawan Swedia Gunnar Blix pada tahun 1952.
Kafein/Coffein
Coffein adalah alkaloid pahit, putih xantina kristal yang adalah obat stimulan psikoaktif. Kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah ”kaffein”, senyawa dalam kopi, yang dalam bahasa Inggris menjadi ”kafein”.
Kafeina ditemukan dalam jumlah yang berbeda-beda di kacang, daun dan buah dari beberapa tanaman, di mana ia bertindak sebagai alam pestisida yang melumpuhkan dan mematikan serangga tertentu yang memakan tanaman. Paling sering dikonsumsi oleh manusia infus yang diambil dari ceri tanaman kopi dan daun teh Bush, serta dari berbagai makanan dan minuman yang mengandung produk yang berasal dari kacang kola. Sumber-sumber lain termasuk yerba mate, guarana berries dan Yaupon Holly.
Dalam manusia, kafein adalah stimulan sistem saraf pusat (SSP), memiliki efek sementara menangkal mengantuk dan mengembalikan kewaspadaan. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi, teh, minuman ringan dan minuman energi, menikmati popularitas besar. Kafein adalah dunia yang paling banyak dikonsumsi psikoaktif substansi, tetapi, tidak seperti banyak zat lain psikoaktif, hukum dan tidak diatur dalam hampir semua yurisdiksi. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa mengkonsumsi kafeina setiap hari. US Food and Drug Administration daftar kafein “beberapa tujuan umumnya diakui sebagai zat makanan yang aman”.
Kafein memiliki sifat diuretic, setidaknya ketika diberikan dalam dosis yang cukup untuk mata pelajaran yang tidak memiliki toleransi untuk itu. Pengguna biasa, namun, mengembangkan toleransi yang kuat untuk efek ini,

Kalium
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris, kalium disebut potassium
Damar
Damar adalah hasil sekresi (getah) dari pohon Shorea sp.,Vatica sp., Dryobalanops sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae. Di dalamnya termasuk damar mata kucing dan damar gelap. Damar dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk mencegah api membakar kayu terlalu cepat), plastik, plester, vernis, dan lak.
Flavonoid (atau bioflavonoids)
Juga dikenal sebagai Vitamin P dan citrin, adalah sebuah kelas tanaman metabolit sekunder. Menurut tatanama IUPAC, mereka dapat diklasifikasikan ke dalam:
” flavonoid ”, berasal dari 2-phenylchromen-4-one (2-fenil-1,4-benzopyrone) struktur (contoh: quercetin, rutin).
” isoflavonoids”, berasal dari 3-phenylchromen-4-satu struktur (3-fenil-1,4-benzopyrone)
” neoflavonoids”, berasal dari 4-phenylcoumarine (4-fenil-1,2-benzopyrone) struktur.
Tiga kelas flavonoid anti radang terpenting di atas adalah semua senyawa yang mengandung keton, dan dengan demikian, flavonoid dan flavonols. Kelas ini adalah yang pertama disebut “bioflavonoids.” dan istilah flavonoid bioflavonoid juga telah lebih longgar digunakan untuk menggambarkan non-keton polyhydroxy polifenol senyawa yang lebih khusus disebut flavanoids, flavan-3-ols atau catechin (meskipun catechin sebenarnya bagian dari flavanoids).
Flavonoid tersebar pada tanaman yang memenuhi banyak fungsi. Flavonoid adalah pigmen tumbuhan yang paling penting untuk warna bunga yang memproduksi pigmentasi kuning atau merah/biru di kelopak yang dirancang untuk menarik pollinator hewan.
Flavonoid dikeluarkan oleh akar tanaman bantuan host mereka ” Rhizobia” dalam tahap infeksi mereka hubungan simbiotik dengan kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang, Semanggi, dan kedelai. Rhizobia yang tinggal di tanah dapat merasakan flavonoid dan ini memicu sekresi mengangguk faktor, yang pada gilirannya diakui oleh tanaman dan dapat menyebabkan akar rambut deformasi dan beberapa tanggapan selular seperti ion fluks dan pembentukan nodul akar.
Mereka juga melindungi tanaman dari serangan dengan mikroba, jamur dan serangga. Flavonoid (khusus flavnoids seperti catechin) adalah “kelompok yang paling umum polyphenolic senyawa dalam makanan manusia dan ubiquitously ditemukan pada tanaman”. Flavonols, bioflavonoids asli seperti quercetin, yang juga ditemukan ubiquitously, tetapi dalam jumlah yang lebih rendah. Kedua set senyawa memiliki bukti modulasi kesehatan efek pada hewan yang makan mereka.
Distribusi luas flavonoid, berbagai mereka dan racunnya relatif rendah dibandingkan dengan senyawa aktif tanaman lainnya (misalnya alkaloid) berarti bahwa banyak hewan, termasuk manusia, menelan dibudidayakan di diet mereka. Dihasilkan dari bukti eksperimen bahwa mereka dapat mengubah alergen, virus, dan karsinogen, flavonoid memiliki potensi untuk biologis “respon pengubah”, seperti anti-allergic, anti-kobaran, anti-mikroba dan anti kanker kegiatan ditampilkan dari in vitro studi.
Aktivitas antioksidan in vitro
Flavonoid umumnya dikenal dengan aktivitas antioksidan in vitro. Konsumen dan produsen makanan menjadi tertarik pada flavonoid untuk sifat obat mungkin, terutama peran mereka diduga dalam pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular. Meskipun bukti fisiologis tidak belum didirikan, efek menguntungkan dari buah-buahan, sayuran, dan teh atau bahkan merah anggur kadang-kadang telah dituduhkan flavonoid senyawa daripada mikronutrien dikenal, seperti vitamin dan mineral.
Atau, penelitian dilakukan di Linus Pauling Institute dan dievaluasi oleh otoritas keselamatan makanan Eropa menunjukkan bahwa, mengikuti dietary intake, flavonoid sendiri sedikit atau tidak ada nilai antioksidan langsung. Karena kondisi tubuh tidak seperti tabung yang terkendali kondisi, flavonoid dan lain polifenol buruk diserap (kurang dari 5%), dengan sebagian besar apa yang diserap mengalami cepat dan dikeluarkan.
Peningkatan kapasitas antioksidan darah yang terlihat setelah konsumsi makanan kaya flavonoid tidak disebabkan langsung oleh flavonoid sendiri, tapi kemungkinan akan meningkatkan asam urat tingkat yang hasil dari metabolisme flavonoid. Menurut Frei, “kita sekarang dapat mengikuti aktivitas flavonoid dalam tubuh, dan satu hal yang jelas adalah bahwa tubuh melihat mereka sebagai senyawa asing dan sedang mencoba untuk menyingkirkan mereka.”
Flafonoid sangat berguna untuk melawan Kanker, Proses fisiologis flavonoid yang tidak diinginkan senyawa menginduksi disebut tahap II enzim yang juga membantu untuk menghilangkan mutagen dan karsinogen, dan oleh karena itu mungkin nilai dalam pencegahan kanker. Flavonoid juga bisa menyebabkan mekanisme yang dapat membunuh sel kanker dan menghambat tumor invasi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa hanya kecil jumlah flavonoid mungkin diperlukan untuk kemungkinan keuntungan. Mengambil suplemen makanan besar mungkin menyediakan tidak ada manfaat tambahan dan dapat menimbulkan risiko. Namun, kepastian manfaat maupun risiko telah terbukti namun dalam uji coba berskala besar campur tangan manusia.
Tanin
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid.
Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; pelbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan. Tanin yang terkandung dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat); perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.
Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal sebagai air hitam (black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.
Manfaat tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak (mengubar) jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan mordan.
Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur, dan bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan seperti gambir (salah satu campuran makan sirih) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.
Alkaloid
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.
Kalsium
Kalsium adalah unsur kimia dengan simbol dan Ca nomor atom 20. Ini memiliki massa atom 40,078 Amu. Kalsium adalah logam alkali tanah yang lunak berwarna abu-abu, dan merupakan unsur yang paling berlimpah kelima massa di kerak bumi.
Kalsium, dengan kerapatan 1,55 g / cm 3, adalah yang paling ringan dari logam alkali tanah; magnesium (gravitasi spesifik 1,74) dan berilium (1,84) lebih padat, meskipun lebih ringan dalam massa atom. Dari seterusnya strontium, logam-logam alkali menjadi lebih padat dengan massa atom meningkat.
Kalsium juga ion terlarut kelima paling melimpah di air laut baik oleh molaritas dan massa, setelah natrium, klorida, magnesium, dan sulfat.
Kalsium sangat penting untuk organisme hidup, terutama dalam fisiologi sel, di mana pergerakan ion kalsium Ca 2 + ke dalam dan keluar dari fungsi sitoplasma sebagai sinyal untuk banyak proses seluler.
Sebagai bahan utama yang digunakan dalam mineralisasi tulang dan kerang, kalsium adalah logam paling berlimpah oleh massa di banyak hewan. Garam kalsium tidak berwarna dari setiap kontribusi kalsium, dan solusi ion kalsium (Ca 2 +) yang berwarna juga. Banyak garam kalsium yang tidak larut dalam air. Ketika dalam larutan, ion kalsium dengan selera manusia sangat bervariasi, yang dilaporkan sebagai sedikit asin, asam “mineral seperti”, atau bahkan “menenangkan” Hal ini jelas bahwa banyak hewan bisa merasakan, atau mengembangkan rasa, untuk kalsium, dan menggunakan akal ini untuk mendeteksi mineral dalam menjilati garam atau sumber lain. Dalam gizi manusia, garam kalsium larut dapat ditambahkan ke jus tart tanpa efek banyak langit-langit rata-rata.
Kalsium adalah unsur paling berlimpah kelima oleh massa dalam tubuh manusia, di mana itu adalah utusan ionik umum seluler dengan banyak fungsi, dan berfungsi juga sebagai elemen struktural dalam tulang. Ini adalah kalsium bernomor atom relatif tinggi dalam kerangka yang menyebabkan tulang menjadi radio-opak. Dari komponen padat tubuh manusia setelah pengeringan dan pembakaran organik (seperti misalnya, setelah kremasi), sekitar sepertiga dari total massa “mineral” yang tersisa, adalah kilogram sekitar satu kalsium yang menyusun kerangka rata-rata (sisanya yang sebagian besar fosfor dan oksigen).
Kalsium tidak alami ditemukan dalam keadaan unsurnya. Kalsium terjadi paling sering pada batuan sedimen di kalsit mineral, dolomit dan gipsum. Hal ini juga terjadi pada batuan beku dan metamorf terutama dalam mineral silikat: plagioklas, amphiboles, pyroxenes dan garnet.
Lipase
Lipase adalah enzim yang dapat larut dalam air dan bekerja dengan mengkatalisis hidrolisis ikatan ester dalam substrat lipid yang tidak larut air seperti trigliserida berantai panjang. Dengan demikian, lipase tergolong dalam enzim esterase. Enzim ini juga mampu mengkatalisasi pembentukan ikatan ester (esterifikasi) dan pertukaran ikatan ester (transeterifikasi) pada media bukan air. Lipase diproduksi pada karbon berlipid, seperti minyak, asam lemak, dan gliserol. Lipase dari bakteri kebanyakan diproduksi secara ekstraselular. Kebanyakan lipase dapat bekerja pada kisaran pH dan temperatur yang bervariasi, walaupun lipase dari bakteri yang bersifat basa lebih umum. Lipase adalah serina hidrolase dan mempunyai stabilitas yang tinggi dalam larutan organik.
Manfaat lipase dari fungi dan bakteri memainkan peranan yang penting dalam kehidupan manusia seperti pembuatan yoghurt dan keju. Lipase juga digunakan sebagai katalis yang murah dan serbaguna untuk mendegradasi lipid dalam aplikasi modern seperti penggunaan enzim lipase untuk pembuatan deterjen dan biokatalis, serta juga dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk mengubah minyak tumbuhan menjadi bahan bakar.
Kurkumin
Kurkumin adalah kurkuminoid kunyit utama dari rempah-rempah yang populer di India, yang merupakan anggota dari keluarga jahe (Zingiberaceae).
Dua lainnya curcuminoids yang desmethoxycurcumin dan bis-desmethoxycurcumin. Para curcuminoids adalah polifenol dan bertanggung jawab untuk warna kuning kunyit. Kurkumin dapat eksis dalam setidaknya dua bentuk tautomer, keto dan enol. Bentuk enol lebih stabil dari segi energi dalam fase padat dan dalam larutan.
Kunyit Akar: Kurkumin adalah bahan aktif dalam obat herbal tradisional dan rempah-rempah kunyit makanan
Kurkumin dapat digunakan untuk kuantifikasi boron dalam metode yang disebut kurkumin. Bereaksi dengan asam borat membentuk senyawa berwarna merah, yang dikenal sebagai rosocyanine.
Kurkumin adalah berwarna kuning cerah dan dapat digunakan sebagai pewarna makanan. Sebagai aditif makanan, jumlah E adalah E100.
Sineol
Cineol atau sineol merupakan terpenoid yang banyak dikandung pada minyak atsiri serta berbagai rempah-rempah. Ada dua macam cineol yang ditemukan di alam:
1,4-cineol
1,4-cineol atau 1,4-sineol (IUPAC: (1s,4s)-1-isopropyl-4-methyl-7-oxabicyclo[2.2.1]heptane) adalah satu dari dua macam cineol yang ditemukan di alam. 1,4-cineol adalah monoterpenoid yang biasa dijumpai bersama-sama dengan 1,8-cineol pada berbagai rempah-rempah, misalnya pada rimpang temu-temuan serta buah kemukus.Senyawa ini memiliki sifat-sifat yang cukup menyerupai 1,8-cineol.
1,8-cineol
Eukaliptol (eucalyptol, dikenal pula sebagai 1,8-cineol, 1,8-epoxy-p-menthane, cajeputol, IUPAC: 1,3,3-trimetil-2-oksabisiklo[2,2,2]oktana) adalah eter siklik alami dan anggota monoterpenoid.
Eukaliptol dihasilkan dari banyak anggota marga Eucalyptus dan beberapa anggota suku Myrtaceae lain, seperti Melaleuca dan Syzygium. Selasih, kemangi, dan banyak rempah-rempah bumbu lainnya juga mengandung eukaliptol.
Eter ini tidak larut dalam air namun dapat bercampur dengan baik dalam petroleum eter, etanol, serta kloroform.
Karena aromanya yang menenangkan, eukaliptol banyak dipakai sebagai campuran obat, parfum, serta berbagai produk pendukung kesehatan.

Minyak Atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Ciri-ciri minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).
Karpaina
Karpaina merupakan suatu alkaloid golongan true alkaloid, kelompok piperidina. Rumus bangunnya adalah . Alkaloid karpaina terdapat paling banyak dalam tumbuhan suku Caricaceae, yaitu Carica papaya.Linn atau yang kita kenal sebagai pepaya. Hampir semua bagian dari Carica papaya mengandung alkaloid karpaina, tapi dalam makalah ini akan dibicarakan lebih spesifik mengenai daun pepaya atau dengan nama simplisia Carica papaya folium. Alkaloid karpaina merupakan alkaloid konstituen pertama yang terkandung dalam Carica papaya. Selain itu juga terdapat pseudokarpaina, karposid, dan enzim papain. Secara umum, kegunaan dari alkaloid karpaina yang terkandung dalam daun pepaya adalah untuk merangsang nafsu makan.

TATA NAMA LATIN TANAMAN DAN SIMPLISIA

Pengertian Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum   mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral (pelikan) adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Tata Nama Latin Tanaman
  1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan   perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan   huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin   diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap
Linnaeus L Oryza sativa L
De Candolle DC Strophanthus hispidus DC
Miller Mill Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn Houtt Myristica fragrans   Houtt
  1. Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix – mas
                      Strychnos nux – vomica
                      Hibiscus rosa – sinensis
  1. Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.
Tata Nama Simplisia
           Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang           diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.
Contoh   :
1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma
 2. Petunjuk species + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba, Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba
3. Genus + petunjuk species + nama bagian tanaman : Curcuma aeruginosae Rhizoma, Capsici frutescentis Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
Nama spesies : Cinchona succirubra
Nama genus : Cinchona
Petunjuk species : succirubra

Ejaan Latin
           Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
           Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud, dapat kita lihat pada contoh – contoh berikut ini :
Huruf atau rangkaian huruf Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
ae e Galangae ga-la-nge


Lobeliae lo-be-li-e
c k jika diikuti huruf a, o, u atau huruf mati Cacao ka-ka-o

Cola ko-la


Curcuma kur-ku-ma


Fructus Fruk -tus
c s jika diikuti huruf         e, i, y Cera Se-ra

Citri Sit-tri


Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa
cc kk jika diikuti huruf a , o, u Succus Suk-kus



cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la

e, i, y

ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na

hidup

ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni
eae e Dioscoreae Di-es-ko-re
eu e + u Oleum O-le-um


Cetaceum Se-ta-se-um
ff f Paraffinum Pa-ra-fi-num
ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris
ii i + i Aurantii Au-ran-ti-i
j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti
ll l Vanilla Va-ni-la
mm m Gummi Gu-mi


Ichtammolum Ih-ta-mo-lum
nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane
oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li


Asafoetida A-sa-feu-ti-da
nn n Belladonna Be-la-do-na


Sennae Se-ne
ph f Orthosiphon Or-to-si-fon
pp p hippoglossi hi-po-glo-si
qu kw quercus kwer-kus
rh r rhei rhizoma re-i ri-zo-ma
rr r myrrha mi-ra
sh sy shorea syo-re

purshiana pur-si-a-na
ss s Cassia ka-si-a
th t Mentha men-ta
tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie
x ks jika tertera pada tengah / akhir kata Pix p iks

radix ra-diks

cortex kor-teks

bixa bik-sa
x s jika pada permulaan kata xanthorrhiza san-to-ri-za
y i jika didahului dan / atau diikuti oleh huruf mati hydrastis hi-dras-tis

maydis ma-i-dis
y y jika diapit oleh 2 huruf hidup papaya pa-pa-ya



SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FARMAKOGNOSI

Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya.
           Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani, sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara- cara untuk   mengetahui kemurnian simplisia.
            Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.

PENGERTIAN FARMAKOGNOSI


Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.
         Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.
            Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh: Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.

Hubungan Farmakognosi Dengan Botani – Zoologi
           Simplisia harus mempunyai identitas botani–zoologi yang pasti, artinya harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia tersebut diperoleh, misalnya: menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali, yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani–oologi maka nama–nama tanaman atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama daerah, karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani–zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.

Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain
           Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu, tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.
           Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya kedudukan simplisia di apotik-apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik – pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya: serbuk, tablet, ampul, contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat sintetis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain – lainnya.
           Dari contoh-contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati-hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.